Ada
2 istilah abadi dan azali, azali adalah tanpa awal, dan abadi tanpa akhir.
Dalam azali ada juga qodim, dan sekarang tidak ada yang abdai kecuali Allah,
dan kullu man ‘aliaha fan, wa yabqa,. . . . dan apakah jiwa, surga, akan
hancur? Kadang2 yang ditolak hanya azali, yang azali hanya Allah dan “dia yang
awal tanpa permulan, dialah yang akhir”. Jalaludin Ar Rumin menyebutkna Tuhan
ada dalam penyamaran alam, artinya alam bentuk cerminan alam. Dan bagai cermin yang meantulkan tuhan,kemudian
dan apakah itu tuhan, dan dia adalah manistefasi dari Tuhan.
Kalau
alam abadi kapan ia muncul, ketika Allah ada sendirian dulu, dan kemudian
kehendak menciptakaanya alam itu ditunda
apa langsung, dan kalau langsung kapan Dia berkehendak itu? Bisa tidak Tuhan
berkehendak tnpa ada yang mempengaruhi? Seetidaknya ada sebabnya (murojieh).
Adanya sifat tidak berkehendak menjadi berkehendak pasti ada sebab (dalam
fillosofi), namun kemudian bukankah tidak ada yang lain kecuali Allah? Jadi
harus ada sufficient reason. Tapi ini mustahil, jadi menurut ghozali dia tanpa
sebab, namun merealisasikannya pada waktu tertentu, tapi ini menjadi keberatan
filosof, kenapa kalau berkehendak terus menunda? Dan apakah bagi allah
berkehendak ada yang mengahalangi, kalau sudah sejak azali, alam adalah abadi.
Kalau alam itu abadi dan Tuhan abadi mana kita bisa tentukan mana tuhan mana
alam, kalau tidak sama-sama abadi kita bisa membedakan mana pencipta mana yang
menciptakan. Dan pendapat filosof adalah kalau alam dan Tuhan abadai maka tidak
bagaimana dibedakan antara Alam dan
Allah?
Lihatlah
matahari, kalau ada matahari pasti ada cahaya, dan matahari dan cahaya
bersamaan, dan kemudian apakah kita bisa menetukan sebabnya dalam stimulus diatas,
dan kita masih bisa membedakan mana penciptan. Apakah matahari akan tidak ada
cahaya, dan sebaliknya, tidak ada alasan untuk tidak mengetahui mana yang sebab
dan mana yang akibat.
Dalam
kausalitas harus ada yang dulu, sebab harus mendahului akibat, tapi dalam
matahari? Ada mendahului waktu, ada juga secara lojeg. Keberatan ghazali
terhadap alam yang baru, dapat dibantah oleh filosof, meskipun sama abadi
tettapi dapat dibedakan mana yang pencipta dan mana yang dicipta.
Aristo
mengatakan alam dicipta dari materi awal, ibnu rusyd sebagai kabut atau asap,
sehingga alam dicipta dari kabut, tapi apkah materi itu adalah kabut? Jadi
materi awal belum berujud, ini potensi, dari ini lah alam dapat diaktualkan,
kalau tidak ada potensi tidak pernah akan berujud, tapi untuk mewujudkan materi tidak bisa tanpa
wujud, jadi ada materi dan form. Missal kita ada bahan kursi, bahan itu akan
menunggu sampai kita menjadikan kursi, OKI filsafat musli, sesuatu memerlukan 2
hal materi dan bentuk, materi adalah fure potensiality (potensi murni) dan ibnu
sina alam adalah mumkinul wujud (wujud yang mungkin) kalau alam itu merupakan
iu bererti belum terujjud, dan harus diaktualkan agar terujud. Karena sifat dassar potensi bisa diaktualkan
dan tidak bisa mengaktualkan sendiri, dan yang mengaktualkan sudah pasti sudah
actual. Yang actual ini adalah Tuhan. Hanya actual yang bisa mengaktualkan
potensi. Dan actual adalah wajibul wujud dan potensi mumkinul wujud. Dan yang
mustahil tidak bisa diaktualkan missal bisakah Allah bunuh diri?
Wajib
adlah adanya actual, sedangkan mungkin adalah potensi, tuhan disebut fure
potensiality, dan aktualnya karena sendiri, dan ada berapa wajibul wujud? Ada 2
Tuhan dan Alam, kalau tuhan dengan sendirinya kalau alam harus ada sentuhan
Tuhan, mumkinul wujud seperti kemungkinan hamil untuk wanita, tapi bukan
berarti bisa hamil sendiri. Sama dengan alam, alam adalah mumkinul wujud, tapi
tidak bisa wujud tanpa wajibul wujub.
Apakah
alam abadi yang mana alam adalah selain Tuhan, maka materi sebagai kemungkina
sudah ada sejak dulu, jadi alam sudh ada dari azali, kalau alam sekarang tidak
bisa abadi. Alam potensi akan abadi, alam actual yang tidak akan abadi.
Adakah
filosof yang berpendapat alam ini dicipta? al kindi bicara alam ini hadits,
karena baru berarti muhdats (diciptakan) alasanya adalah keterbatasan alam, seluas
apapun pasti terbatas, dan alam ini adalah material, dan pembuktianya secara
matematis dalil al qudust atau argument, sebesar apapun alam dia terbatas pada
materinya, maka gerak alam akan terbats, aka nada efek terhadap waktu. Kalau
bumi tidak ada gerak, waktu adalah sebab dari gerak, jika materi terbatas, maka
. kalau alam itu terbatas baik materi gerak dan waktu, maka pastilah dia
hadits, dan pasti muhdats, dan pastilah ada yang menciptakan. Al kindi tumbuh
dalam zaman mu’tazilah, dan mu’tazilah tidak percaya.
Ikhwanu
shifa,berpendapat alam sebagai insane kabir, karena seperti manusia, ada akal
dan jiwa yang universal sedangkan yang lain memiliki jiwa partikural, nafs
jins, dan bagaimana terciptanya jiwa alam, hadits nabi yang pertama adalah
akal,. Dan setiap jiwa selalu ada, sebagai jiwa jika sudah selesai menunaikan
tugasnya maka akan kembali kepada Allah (kiamat) dan inilah alam tidak abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar