Senin, 29 Desember 2014

keabadian alam

Al ghazali dalam taha fatul falsafah,berpendapat filosof itu kafir karena percaya dengan alam yang abadi, sedangkan menurut dia yang abadi hanya Allah saja. Namun Pertanayaanya ada apakah hanya tuhan saja yang abadi, dan kenapa dalam al qur’an disebutkan kholidina Abada?
Ada 2 istilah abadi dan azali, azali adalah tanpa awal, dan abadi tanpa akhir. Dalam azali ada juga qodim, dan sekarang tidak ada yang abdai kecuali Allah, dan kullu man ‘aliaha fan, wa yabqa,. . . . dan apakah jiwa, surga, akan hancur? Kadang2 yang ditolak hanya azali, yang azali hanya Allah dan “dia yang awal tanpa permulan, dialah yang akhir”. Jalaludin Ar Rumin menyebutkna   Tuhan ada dalam penyamaran alam, artinya alam bentuk cerminan alam. Dan  bagai cermin yang meantulkan tuhan,kemudian dan apakah itu tuhan, dan dia adalah manistefasi dari Tuhan.
Kalau alam abadi kapan ia muncul, ketika Allah ada sendirian dulu, dan kemudian kehendak menciptakaanya alam itu  ditunda apa langsung, dan kalau langsung kapan Dia berkehendak itu? Bisa tidak Tuhan berkehendak tnpa ada yang mempengaruhi? Seetidaknya ada sebabnya (murojieh). Adanya sifat tidak berkehendak menjadi berkehendak pasti ada sebab (dalam fillosofi), namun kemudian bukankah tidak ada yang lain kecuali Allah? Jadi harus ada sufficient reason. Tapi ini mustahil, jadi menurut ghozali dia tanpa sebab, namun merealisasikannya pada waktu tertentu, tapi ini menjadi keberatan filosof, kenapa kalau berkehendak terus menunda? Dan apakah bagi allah berkehendak ada yang mengahalangi, kalau sudah sejak azali, alam adalah abadi. Kalau alam itu abadi dan Tuhan abadi mana kita bisa tentukan mana tuhan mana alam, kalau tidak sama-sama abadi kita bisa membedakan mana pencipta mana yang menciptakan. Dan pendapat filosof adalah kalau alam dan Tuhan abadai maka tidak bagaimana  dibedakan antara Alam dan Allah?
Lihatlah matahari, kalau ada matahari pasti ada cahaya, dan matahari dan cahaya bersamaan, dan kemudian apakah kita bisa menetukan sebabnya dalam stimulus diatas, dan kita masih bisa membedakan mana penciptan. Apakah matahari akan tidak ada cahaya, dan sebaliknya, tidak ada alasan untuk tidak mengetahui mana yang sebab dan mana yang akibat.
Dalam kausalitas harus ada yang dulu, sebab harus mendahului akibat, tapi dalam matahari? Ada mendahului waktu, ada juga secara lojeg. Keberatan ghazali terhadap alam yang baru, dapat dibantah oleh filosof, meskipun sama abadi tettapi dapat dibedakan mana yang pencipta dan mana yang dicipta.
Aristo mengatakan alam dicipta dari materi awal, ibnu rusyd sebagai kabut atau asap, sehingga alam dicipta dari kabut, tapi apkah materi itu adalah kabut? Jadi materi awal belum berujud, ini potensi, dari ini lah alam dapat diaktualkan, kalau tidak ada potensi tidak pernah akan berujud, tapi  untuk mewujudkan materi tidak bisa tanpa wujud, jadi ada materi dan form. Missal kita ada bahan kursi, bahan itu akan menunggu sampai kita menjadikan kursi, OKI filsafat musli, sesuatu memerlukan 2 hal materi dan bentuk, materi adalah fure potensiality (potensi murni) dan ibnu sina alam adalah mumkinul wujud (wujud yang mungkin) kalau alam itu merupakan iu bererti belum terujjud, dan harus diaktualkan agar terujud.  Karena sifat dassar potensi bisa diaktualkan dan tidak bisa mengaktualkan sendiri, dan yang mengaktualkan sudah pasti sudah actual. Yang actual ini adalah Tuhan. Hanya actual yang bisa mengaktualkan potensi. Dan actual adalah wajibul wujud dan potensi mumkinul wujud. Dan yang mustahil tidak bisa diaktualkan missal bisakah Allah bunuh diri?
Wajib adlah adanya actual, sedangkan mungkin adalah potensi, tuhan disebut fure potensiality, dan aktualnya karena sendiri, dan ada berapa wajibul wujud? Ada 2 Tuhan dan Alam, kalau tuhan dengan sendirinya kalau alam harus ada sentuhan Tuhan, mumkinul wujud seperti kemungkinan hamil untuk wanita, tapi bukan berarti bisa hamil sendiri. Sama dengan alam, alam adalah mumkinul wujud, tapi tidak bisa wujud tanpa wajibul wujub.
Apakah alam abadi yang mana alam adalah selain Tuhan, maka materi sebagai kemungkina sudah ada sejak dulu, jadi alam sudh ada dari azali, kalau alam sekarang tidak bisa abadi. Alam potensi akan abadi, alam actual yang tidak akan abadi.
Adakah filosof yang berpendapat alam ini dicipta? al kindi bicara alam ini hadits, karena baru berarti muhdats (diciptakan) alasanya adalah keterbatasan alam, seluas apapun pasti terbatas, dan alam ini adalah material, dan pembuktianya secara matematis dalil al qudust atau argument, sebesar apapun alam dia terbatas pada materinya, maka gerak alam akan terbats, aka nada efek terhadap waktu. Kalau bumi tidak ada gerak, waktu adalah sebab dari gerak, jika materi terbatas, maka . kalau alam itu terbatas baik materi gerak dan waktu, maka pastilah dia hadits, dan pasti muhdats, dan pastilah ada yang menciptakan. Al kindi tumbuh dalam zaman mu’tazilah, dan mu’tazilah tidak percaya.
Ikhwanu shifa,berpendapat alam sebagai insane kabir, karena seperti manusia, ada akal dan jiwa yang universal sedangkan yang lain memiliki jiwa partikural, nafs jins, dan bagaimana terciptanya jiwa alam, hadits nabi yang pertama adalah akal,. Dan setiap jiwa selalu ada, sebagai jiwa jika sudah selesai menunaikan tugasnya maka akan kembali kepada Allah (kiamat) dan inilah alam tidak abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar